Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel tentang teh,
ternyata teh mengandung kafein loh. Jika terlalu banyak dikonsumsi, juga akan
membri efek buruk bagi tubuh. berikut a brief description tentang teh yang
dikutip dari wikipedia
Istilah "teh" juga digunakan
untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang
diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak
mengandung daun teh disebut teh herbal.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan
dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan
kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang
disebut teh melati
atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia.
Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh
di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara
penghasil teh terbesar nomor lima di dunia
Sejarah Teh
Negeri Cina menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina
(Camellia sinensis) ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan, bagian
barat daya Cina. Iklim wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah
tersebut memang secara keseluruhan adalah hutan jaman purba. Daerah demikian,
yang hangat dan lembab menjadi tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh,
bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun dan selebihnya tanaman teh yang
ditanam yang mencapai usia 800 tahun ditemukan ditempat ini.
Legenda menjadi bentuk dokumentasi yang paling tua,
dimana diceritakan bahwa Shennong yang menjadi cikal bakal pertanian dan ramuan
obat - obatan, juga yang menjadi penemu teh. Dikatakan dalam bukunya bahwa ia
secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan menggunakan teh sebagai obat
pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang dicoba. Hidupnya berakhir karena
ia meminum ramuan yang beracun dan tidak sempat meminum teh pemunah racun
menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang.
Teh Cina pada awalnya memang digunakan untuk bahan
obat – obatan (Abad ke-8 SM), itupun sudah berumur ribuan tahun riwayatnya.
Orang – orang Cina pada waktu itu mengunyah teh (770 SM – 476 SM) mereka
menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh juga sering kali
dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop.
Pada jaman pemerintahan dinasti Han (221 SM – 8 M),
teh mulai diolah dengan pemrosesan yang terbilang sederhana, dibentuk membulat,
dikeringkan dan disimpan, teh mulai dijadikan sebagai minuman, teh diseduh dan
dikombinasikan dengan ramuan lain (misalnya : jahe) dan kebiasaan ini
melekat kuat dengan kebudayaan masyarakat Cina. Lebih jauh lagi, teh kemudian
digunakan sebagai tradisi dalam menjamu para tamu. Setelah jaman Dinasti Ming,
banyak ragam jenis teh kemudian ditemukan dan ditambahkan, teh yang populer
nantinya ini banyak dikembangkan di daerah Canton (Guangdong) dan Fukien
(Fujian).
Konsumsi budaya Cina akan kebiasaan minum teh pun
menyebar, bahkan melekat erat pada setiap lapisan masyarakat.Pada tahun 800 M.,
Lu Yu menulis buku yang mendefiniskan tentang teh, dengan judul Ch'a Ching. Lu
Yu adalah seorang anak yatim yang dibesarkan oleh cendekiawan Pendeta Budha di
salah satu Biara terbaik di Cina. Sebagai seorang pemuda, diapun acap kali
melawan disiplin pendidikan kependetaan yang kemudian membuatnya memiliki daya
pengamatan yang baik, performasinya pun meningkat dari tahun ke tahun, meskipun
demikian, ia merasa hidupnya hampa dan tidak bermakna.
Setelah setengah perjalan hidupnya, ia pensiun selama
5 tahun untuk mengasingkan diri. Dengan riwayat hidup dan perjalanan yang
pernah disinggahinya, ia mengkondisikan beragam metode dalam bertanam dan
mengelola teh jaman Cina Purba.