Monday, April 28, 2014

3 Langkah Membangun Personal Branding Untuk Mahasiswa

Artikel ini penulis dapatkan dari Kampus Update. happy reading!!

Updaters, coba sebutkan nama seorang teman di kampusmu. Tanpa berpikir lama, sebutkan 5 image yang lekat dengan teman kamu itu. Jika sudah, sadari hal ini. Image yang kamu persepsikan itu merupakan hasil personal branding teman kamu. Hal-hal yang kita tunjukkan di kehidupan sehari-hari, terutama kehidupan kampus, telah membentuk personal brand kita dengan sendirinya. Tapi coba bayangkan, bagaimana jika kita bisa menciptakan kembali personal brand kita untuk tujuan yang lebih besar?
Sebagai mahasiswa, kita berpotensial untuk diberi proyek oleh dosen, diliput media, diutus mewakili universitas, atau memimpin organisasi. Sebenarnya kita semua punya kesempatan yang sama untuk meraih semua itu, namun hanya sedikit orang yang tahu cara memanfaatkannya, yaitu mereka yang punya personal brand. Mereka berhasil membuat nama mereka dikenal sebagai orang-orang yang punya keahlian dan kualitas tertentu, yang membuat mereka berbeda dan menonjol.
Mereka bisa, kita juga pasti bisa. Berikut adalah langkah-langkah untuk membangun personal brand.

1.      Temukan spesialisasi.
Updaters, mengetahui apa keahlian kita menentukan sebagai siapa kita dikenal. Kamu bisa ambil waktu untuk menggali kembali apa yang menjadi skill dan keahlian kamu, dengan cara mengvaluasi kembali apa passion, prestasi dan visi kamu. Contohnya, mungkin kamu menguasai bahasa asing, jago desain grafis, punya banyak pengalaman berorganisasi, atau bisa juga kamu sangat passionate terhadap dunia teknologi informasi. Skill dan keahlian tersebut harus merupakan sesuatu yang memioliki nilai jual dan bermanfaat bagi orang lain.

2.      Ciptakan presence.
Orang bisa mengenali kita lewat presence yang kita perlihatkan, maka dari itu tampilkan presence yang sesuai dengan keahlian  kita. Mulailah dengan menciptakan presence kamu dari diri sendiri, melalui penampilan yang rapih nan menarik serta gaya bicara yang lugas dan jelas. Dengan demikian, akan tercipta kepercayaan dan kesan yang kuat akan dirimu.
Dalam menciptakan presence, kamu juga bisa membuat website yang berisikan portofolio kamu, blog unutk publikasi kamu, serta jadikanlah akun jejaring sosial kamu seperti Twitter, Facebook, Youtube, dan  LinkedIn  sebagai media promosi yang menunjukkan spesialisasi kamu. Sebagai contoh, kamu ingin membangun brand sebagai mahasiswa yang mahir desain grafis. Sekarang, untuk menghasilkan impresi yang menarik, tunjukkan sisi artistikmu, misalnya dengan berpenampilan rapih, bernuansa cerah and bergaya.Ubah tampilan social media kamu dengan paduan warna yang hidup, serta share isu-isu dan tips tentang desain grafis, sehingga ketika orang berkenalan atau mendengar nama kamu, kamu langsung bisa dikenali sebagai seorang desainer grafis yang handal.

3.      Berkomunikasilah!
Bangun relasi di dunia nyata. Ciptakan pergaulan yang luas, awali dari lingkungan kampus, miliki kenalan dan teman di lain jurusan, fakultas, maupun lain kampus. Ciptakan koneksi yang kuat dengan para dosen, sering-seringlah berkonsultasi dan berdiskusi dengan mereka, sehingga mereka dapat mengenal kamu.
Berkomunikasilah juga di dunia maya. Terus bagikan informasi yang menarik dan bermanfaat di social media, yang tentunya sesuai dengan spesialisasi kamu. Perbarui terus postingan kamu dan berkomunikasilah secara intens dengen memberikan komentar ke tulisan atau blog orang lain, dan balas komentar-komentar yang masuk. Dengan begitu kamu bisa dikenal luas di dunia maya.
Updaters, penerapan personal branding sejak kuliah akan berpengaruh besar terhadap diri kita sebagai produk yang bernilai dan terlebih lagi, pada karir kita dimasa mendatang, karena jika kita dikenal luas dan memiliki kredibilitas bahwa kita hebat dibidangnya, maka kita yang akan dipilih diantara pesaing lainnya. Semoga berhasil.


(Artikel ini ditulis oleh Daniel Silaban, Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi)

Sunday, April 27, 2014

9 Hal yang sebaiknya Mulai Dilakukan di Usia 20 Tahunan

Usia 20 Tahunan memang masa paling monumental dalam kehidupan kita. Seperti yang sebelumnya telah kita bahas dalam “7 Kesalahan yang Harusnya Tidak Dilakukan di Usia 20 Tahunan” dan “Menemukan Sejatinya Diri Kita di Usia 20 Tahunan”. Kali ini kita akan membahas apa saja yang mungkin bisa kita mulai untuk membuat Usia 20 tahunan kita sebagai masa yang monumental dan berpengaruh positif pada masa depan kita jauh kedepan.

1. Mulai Berdiri dengan Kaki Sendiri
Usia 20 tahunan adalah masa transisi yang cukup berat dalam zona kehidupan kita. Perpindahan masa dari era sekolahan ke dalam era karir menuntut kita untuk cepat beradaptasi dengan berbagai hal baru, salah satunya adalah kemandirian. Sudah bukan jamannya lagi bagi kita untuk terus-menerus meminta uang jajan dari orang tua. Berusahalah untuk hidup secara mandiri. Mulailah bekerja untuk membiasakan diri anda hidup dengan tidak bergantung pada orang lain. Meskipun penghasilan mungkin belum seberapa, toh itu adalah hasil kerja keras kita sendiri.
“Real man use three pedals??? No! Ral Man pakai mobil yang dia beli dengan keringatnya sendiri.” – Bagus Berlian
2. Let’s Get Lost
Lakukanlah perjalanan ke tempat-tempat yang baru, lihatlah dunia dengan lebih luas, pelajari kebudayaan orang lokal dan cobalah berinteraksi dengan bahasa mereka, hal ini akan membawa akan pemahaman baru betapa beragamnya dunia ini. Seperti kata banyak para penjelajah dunia, traveling adalah sebuah proses pendewasaan untuk melihat dunia yang lebih berwarna. Kemungkinan tersesat pasti ada, tapi kalau anda tidak pernah tersesat, akankah anda menemukan jalan yang baru?
Ingat bagaimana dulu Christopher Columbus menemukan benua Amerika? Awalnya dia mencoba hal baru dengan menempuh jalur barat untuk menuju India dan akhirnya malah sampai di sebuah dunia baru yang bernama Amerika. Ketika dia kembali dan diolok-olok oleh para penjelah lainnya kala itu, Christopher Columbus berkata, “Hanya orang malas saja yang tidak bergerak, orang-orang ini hanya pintar bicara saja tanpa pernah berbuat. Tetapi kalau Anda bergerak kemungkinan tersasar pasti ada. Tetapi kalau Anda tak mau kesasar, Anda tak akan pernah menemukan dunia baru.”
“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – Augustine of Hippo

3.Merantau
Jika traveling hanya sekedar mengunjungi, merantau artinya menetap di sebuah tempat baru pada jangka waktu yang cukup lama. Entah itu satu tahun ataupun lebih.
Hidup di sebuah tempat yang baru akan mengajarkan banyak hal, utamanya soal survival. Bergaulah dengan orang setempat, kunjungi landmark kota yang unik dan kenalkanlah budaya anda kepada mereka. Dengan begini anda akan belajar untuk menjadi duta budaya anda untuk warga setempat. Selain itu, merantau juga akan mengajarkan anda untuk memulai sebuah kehidupan baru dengan banyak orang baru di dalamnya.

4. Sekali Seumur Hidup, Cobalah Menjadi Minoritas
Dalam sebuah tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Cobalah Menjadi Minoritas Walaupun Sekali Seumur Hidup” saya pernah memaparkan bahwa tujuan untuk menjadi minoritas sekali seumur hidup bukanlah untuk ikut-ikutan menjadi seperti golongan tertentu, tapi hal ini lebih bertujuan agar kita bisa hidup untuk saling menghargai sebagai sebuah bangsa yang beragam. Banyak sekali persepsi-persepsi tidak benar di antara kita yang telah mengakar dan mestinya harus dicabut karena kenyataannya memang tidak demikian. Sekali seumur hidup, cobalah keluar dari zona nyaman anda dan cobalah untuk bergaul dengan orang yang berbada baik secara agama, suku, ras ataupun adat-istiadat. Sekali lagi bukan untuk ikut-ikutan menjadi golongan tertentu, tetapi lebih agar kita dapat saling hidup dalam suasana yang toleran dan harmonis.
“Victoria Concordia Cresit – Victory comes from harmony” – Arsenal FC’s Motto.
5. Berhenti Memendam Rasa, Ungkapkanlah Segera
Jika anda masih pernah memendam rasa pada seseorang di masa lalu yang masih tertahan hingga hari ini, segera saja hentikan omong kosong ini. Memikirkannya dari jauh tidak akan membuatnya mengerti betapa tulusnya perasaan ini. Mendoakannya dari jauh tidak akan pernah membuatnya paham betapa sucinya cinta ini. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mengungkapkan 3 buah kata “I Love You”, agar apa yang selama ini diduga-duga dalam hati terjawab sudah.
Jika jawaban yang didapat adalah “Iya”, artinya anda berpeluang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius kedepannya nanti. Jika jawaban yang didapat adalah “Tidak”, artinya anda berkesempatan untuk segera move on dan menemukan the right one yang mungkin selama ini juga mencari anda entah di belahan bumi bagian mana.

6. Tetapkan Passion Anda dan Investasikan 10.000 Jam Disana
Sebagai seorang anak muda yang ingin terus berkembang, beberapa pertanyaan sering mampir di dalam pikiran kita adalah “sebenarnya apa sih bakat saya?” atau “sebenarnya passion saya dimana?”. Gairah untuk menemukan talenta ini sering kali muncul dan acap kali membuat anak muda seperti kita “galau”. Beberapa dari kita ada yang berkonsultasi dengan para psikolog, ada juga yang melakukan test bakat ini-itu atau bahkan mungkin juga ada yang lari ke dukun.
Jika anda pernah membaca analisa bagaimana talenta lahir, anda akan tahu bahwa dibutuhkan jam terbang setidaknya 10.000 jam agar anda mahir di dalam suatu bidang. Hal ini bisa dilihat dari 10.000 jam yang dihabiskan oleh The Beatles manggung di Hamburg dan juga Mozart bermain piano sejak kecil. Segera tetapkan passion anda dan investasikan 10.000 jam disana, karena mungkin passion selama ini bukan untuk dicari, tapi untuk ditetapkan.
“Every Artist was first an amateur” – Ralp Waldo Emerson
7. Mulailah Berkarya dan Buat Publik Menikmatinya
Karya adalah cara dari banyak talenta berbakat untuk berkomunikasi dengan dunia. Jika anda telah berani menginvestasikan 10.000 jam anda untuk menjadi seorang ahli, segeralah ciptakan karya yang mampu memberikan pengaruh kepada orang sekitar anda. Karena dengan sebuah karya, kelak orang akan mengenang bahwa anda pernah lahir di dunia.
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama? Bukan! Manusia mati meninggalkan karya!” – Bagus Berlian
8. Bergabung dengan Sebuah Komunitas
Sesudah anda lulus dari bangku kuliah dan mulai berkarir, anda akan merasakan bagaimana teman dekat anda “menghilang” satu-persatu. Dari yang awalnya susah nyocokin jadwal untuk sekedar ketemuan hingga benar-benar menghilang di dalam kesibukannya masing-masing. Bergabung dangan sebuah komunitas tertentu dapat membantu anda untuk mendapatkan teman baru dengan banyak minat dan visi yang sama. Selain itu, bergabung dengan sebuah komunitas tertentu dapat membantu anda untuk membangun networking yang bisa jadi berguna untuk kehidupan anda kedepan nantinya.

9. Berterima Kasih Kepada Orang Tua Karena Telah Membesarkan Kita dengan Sangat Baik
Sadar atau tidak, di dalam perjalanan yang sejauh ini tertempa, orang tua kita memiliki peran yang signifikan dalam membawa kita pada jenjang yang seperti sekarang ini. Walaupun anda mungkin sekarang sudah tidak tinggal dalam satu kota ataupun satu atap lagi, ada baiknya anda masih tetap menelponnya untuk sekedar menanya kabar atau sesekali menjenguk untuk sekedar membawa oleh-oleh. Sikap seperti ini juga untuk memastikan bahwa selama ini mereka tidak melahirkan orang yang salah.
Mulailah membuat keputusan-keputusan yang tepat di usia 20 tahunan anda. Karena di masa yang akan datang, anda akan lebih menyesali hal-hal yang tidak pernah anda lakukan, dari pada hal-hal yang telah anda lakukan.

“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.” – Mark Twain
 sumber: 9 Hal

Saturday, April 26, 2014

Menemukan diri sejati di usia 20 tahunan

Usia 20 tahunan juga sering dikaitkan dengan momen instrospeksi diri karena di usia ini kita mulai belajar dengan serius tentang bagaimana cara mengambil keputusan hidup hingga bertindak dengan bijak.
Ketika anda ditanya pertanyaan, “Ceritakan tentang diri anda”, banyak dari kita yang mungkin menjawabnya dengan jawaban standar seperti saya berkerja di Perusahaan A, Lulusan dari Universitas B, Lahir di Kota C dan lain sebagainya. Tapi jika anda disuruh menceritakan siapa sebenarnya diri anda, bagaimana cara anda berpikir hingga memandang dunia, bisakah anda menjelaskannya dengan jelas? Berikut ini beberapa poin yang bisa dijadikan pertimbangan untuk mulai menemukan jati diri anda di usia 20 tahunan.

Dominan Otak Kanan atau Dominan Otak Kiri
Otak kanan adalah cerminan dari kreativitas sedangkan otak kiri adalah cerminan dari analisis. Yang satu mengutamakan khayalan dan kreativitas dan yang satunya mengutamakan data dan pengolahan matematis.
Setiap orang punya dominan otak masing-masing dalam cara mereka bertindak atau mengambil keputusan. Jangan sampai anda yang sebenarnya dominan otak kanan dengan bakat seninya terpaksa harus bekerja sebagai seorang akuntan yang notabene adalah pekerjaan dominan otak kiri. Atau pula sebaliknya.
Ingat, memahami diri sendiri adalah awal dari kebijaksanaan.

Extrovert atau Introvert
Terkadang, dalam proses menuju kedewasaan, kita akan mulai menyadari mana keadaan yang benar-benar membuat nyaman kita. Jika anda tipikal anak muda yang senang menghabiskan malam minggu di Mall sambil nongkrong di salah satu Cafe bersama sahabat dekat anda, maka anda adalah tipikal Extrovert sejati. Tapi jika anda lebih senang duduk sendiri sambil membaca buku kesukaan di kamar, bisa jadi anda adalah seorang Introvert.
Perlunya mengetahui apakah anda extrovert atau introvert agar anda mampu mengenali dimana tempat atau suasana yang membuat anda nyaman untuk mulai berkarya.

Penunggang BMW atau Marchedes Benz
BMW adalah lambang dari sportivitas dan kecepatan. Jika anda pernah mengamati bagaimana BMW dikendarai, anda akan tahu bahwa mobil ini selalu dikendarai sendiri oleh pemiliknya. Dan jika anda adalah tipikal pengagum BMW anda adalah seorang doer sejati dalam sebuah proyek kerja. Anda akan berusaha mengeluarkan kemampuan maksimal jika anda diterjunkan langsung di lapangan.
Sedangkan Marchedes Benz adalah lambang seorang gantlement dan visioner sejati. Pemilik Marchades Benz sering kali duduk di belakang dan membiarkan supirnya mengantar ke arah tujuan yang diinginkan. Kemampuan anda akan keluar secara maksimal jika dalam sebuah pekerjaan anda duduk di belakang layar. Anda lebih tepat bertindak sebagai seorang konseptor dalam sebuah proyek.
Jika saya kembali bertanya “Ceritakan tentang diri anda” apakah sekarang anda sudah mulai bisa berkata bahwa saya adalah dominan otak kiri yang extrovert dan suka mengendarai Marchedes Benz atau jawaban sejenisnya? Atau apakah anda punya jawaban lain yang bisa anda bagikan bersama? Mari, ceritakan tentang diri anda.

dikutip dari: Menemukan sejatinya diri

Friday, April 25, 2014

7 Kesalahan yang Harusnya Tidak Dilakukan Di Usia 20 Tahunan

Usia 20 Tahunan adalah usia transisi paling penting dalam hidup kita. Perpindahan gejolak dari era sekolahan ke era karir, menuntut  kita untuk cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Keputusan yang kita ambil saat ini – diusia 20 tahunan – tidak hanya berpengaruh untuk jangka panjang saja, tapi juga untuk masa depan kita jauh kedepan.
Apakah anda ingin membuat usia 20 tahunan anda menjadi usia monumental untuk membuat sebuah perubahan dalam hidup anda? Ataukah anda ingin bersenang senang dan membiarkannya berlalu begitu saja? Apapun pilihannya, semua tergantung anda.
Tapi satu yang pasti, usia 20 tahunan adalah usia yang sangat krusial, setiap rencana yang anda tulis, setiap keputusan yang anda buat dan setiap langkah yang anda pilih, akan berpengaruh jauh ke masa depan anda.
Berikut ini hal-hal yang seharusnya tidak anda lakukan ketika berusia 20 Tahunan.

1.    Bekerja Hanya untuk Uang, Bukan Membangun Impian
Jangan pernah mencari kenyamanan anda ketika masih muda. Masa muda harusnya anda gunakan untuk mencari tantangan sebanyak mungkin, membangun road map menuju cita cita yang anda impikan.
Terkadang pekerjaan dengan tawaran gaji yang cukup besar menghampiri, tapi permasalahannya adalah apakah anda benar benar menikmati pekerjaan yang akan anda geluti itu?
Sebagai contoh jika anda seorang sarjana seni, apakah anda akan menerima pekerjaan sebagai seorang akuntan dengan gaji yang besar? Padahal jelas-jelas bahwa dunia akuntansi bukanlah dunia anda.
Ok, mungkin di hari ini pekerjaan sebagai seorang seniman masih tidak menghasilkan apa-apa, dan pekerjaan sebagai akuntan dapat langsung mendatangkan pendapatan bulanan, tapi apakah anda yang seorang seniman mampu membohongi diri selamanya dengan bekerja sebagai seorang akuntan?
Jika John Lennon memutuskan untuk bekerja di pabrik daripada terus-menerus bermain musik tanpa di bayar di awal karirnya, akankah The Beatles ada saat ini?
Kembali lagi, semua ini masalah proses. Nikmatilah prosesnya.

2.    Tergesa-Gesa Dalam Jatuh Cinta
Mungkin bagi anda yang baru saja lulus dari dunia kampus, pasti mulai berinisiatif bahwa inilah saatnya mencari tambatan hati yang tepat untuk menjalin rumah tangga bersama. Toh orang tua anda pun juga mendukung langkah anda ini. Apalagi jika undangan sweet seven teen telah lama berganti menjadi undangan pernikahan dari beberapa kolega dekat kita.
Permasalahannya apakah anda akan langsung mengumbar cinta anda begitu bebas dari dunia perkuliahan dan mulai meniti jenjang karir?
Alih-alih fokus mengejar tambatan hati yang tepat, lebih baik kita fokus untuk memperbaiki kualitas diri.
Percayalah, lelaki yang baik akan selalu diperuntukkan untuk wanita yang baik pula.
3.    Tetap Kekanak-Kanakan
Diusia peralihan awal 20 tahunan, sering kali kita masih terlihat “kekanakan” dihadapan rekan kerja kita yang lebih tua. Kita masih sering becanda tidak pada tepatnya hingga masih mengedepankan ego daripada professionalitas.
Being child like is good, seperti halnya anak kecil yang selalu ingin belajar banyak hal dan kreatif. But being childish? NO! Bukan sebuah kebanggan lagi di usia anda jika apa-apa masih minta sama orang tua.
Real man use three pedals??? NO!
Real man pakai mobil yang dia beli dengan keringatnya sendiri.

4.    Family  Comes Second
Kita tahu bahwa di usia 20 tahunan adalah usia dimana kita sedang semangat-semangatnya mengejar karir kita. Tapi ingat, jangan pernah lupakan bahwa dibalik kesuksesan anda selalu ada keluarga yang mendukung. Jangan pernah menomor duakan mereka. Anggaplah kehidupan keluarga anda saat inilah adalah sebagai ajang latihan sebelum anda membangun rumah tangga anda dikemudian hari.
Satu lagi yang ingin saya share di poin ini. Anda tahu apa beda The Boy dengan The Man ?
“The Boy comes home cause he need his mommy for giving him some money. The Man comes home cause he knew that he cares of his mommy.”

5.    Tetap di Pekerjaan yang Tidak Mengajarkanmu Apa-apa
Pernah membaca cerita tentang persahabatan antara Ayam dan Elang ? Pekerjaan yang terasa nyaman dan tanpa tuntutan tidak akan membuat anda belajar apa-apa. Menjebak anda dalam sebuah kenyamanan semu yang sepertinya enak, padahal lambat laun kreativitas anda akan tergerus karena tidak terbiasa dengan berbagai macam tantangan yang baru. Hal ini mungkin akan membuat senang anda di hari ini, tapi di kemudian hari ketika kreativitas anda sudah tidak terlatih lagi? Tidak ada salahnya pergi mencari pekerjaan baru yang akan mengajarkan anda banyak hal. Sebelum keadaan membuat anda terlalu nyaman tanpa belajar apa-apa.

6.    Ikut-ikutan Trend
Anda boleh meyadari tren apa saja yang berkembang hari ini, tapi jangan pernah terlalu fokus untuk mengikuti suatu tren tersendiri. Jika anda anda menghabiskan sebagian besar waktu anda hanya untuk mengikuti tren tertentu saja, kapan anda akan fokus untuk menciptakan tren anda sendiri?
Ingat! Mereka yang sukseslah yang menciptakan tren itu, bukan para pengikutnya.

7.    Selesai Belajar
Kita tahu, kita sudah muak dengan program 12 tahun wajib belajar + 4 tahun kuliah (itupun kalau tidak ngaret). Sudah saatnya kita menutup buku pelajaran dan fokus bekerja untuk mencari uang. Tapi apakah itu benar?
Mereka yang sukses tidak pernah berhenti belajar dan belajar tidak harus di bangku kelas. Dunia ini penuh permasalahan yang sangat menarik untuk dipelajari jika kita mampu memahaminya.
Ingat, wajib belajar bukan hanya 12 tahun + 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup!
Manfaatkan sebaik mungkin usia 20 Tahunan anda, karena apapun keputusan yang anda ambil hari ini, akan berdampak jauh ke masa depan anda,

“Age is just number, Young is forever and Mature is character” – Self Quote

 sumber : 7 Kesalahan