Friday, November 8, 2013

You are what you eat?

Sushi dan Sashimi adalah makanan khas Jepang yang sebenarnya sudah dikonsumsi sejak lama namun sempat menjadi trend beberapa waktu lalu, khususnya di kalangan anak muda. Sushi dan Sashimi umumnya berbahan dasar ikan seperti tuna, salmon, dan unagi. Dibalik kelezatannya, tanpa kita sadari, ketiga ikan yang biasa digunakan dalam pembuatan Sushi maupun Sashimi tersebut sedang terancam keberadaannya.

Tuna
Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari family Scombridae, terutama genus Thunnus. Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua karena lebih banyak mengandung myglobin daripada ikan lain. Karena tubuhnya yang besar, tuna memiliki nilai komersial yang tinggi, salah  satunya ikan tuna bersirip biru.

Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus) atau Ikan tuna bersirip biru memiliki tubuh ramping  berbentuk torpedo, yang dirancang untuk kecepatan dan daya tahan. Namun sayangnya daging spesies tuna sirip biru ini dianggap sebagai surpasssingly lezat, khususnya di kalangan konsumen sashimi. Pada 1970-an permintaan dan harga untuk tuna sirip biru ukuran besar melonjak di seluruh dunia, terutama di Jepang. Pemerintah Australia pada tahun 2006 menuduh Jepang telah overfishing dan illegal dalam menangkap tuna sebesar 12–20 ribu ton pertahun, jauh di atas kuota yang disepakati sebesar 6 ribu ton pertahun. Kelebihan penangkapan tersebut diduga telah merusak stok tuna sirip biru. Selain itu, penebangan hutan di seluruh wilayah penyebaran tuna telah mendorong jumlah mereka ke tingkat kritis rendah.

Antara 1940 dan pertengahan 1960an, tangkapan perikanan dunia terhadap lima spesies tuna terpenting telah meningkat dari angka sekitar 300 ribu menjadi sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan di antaranya dengan alat pancing. Namun seiring perkembangan teknologi, alat tangkap pukat cincin dalam beberapa tahun terakhir menangkap hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68% dari angka tersebut berasal dari Samudra Pasifik, 22% dari Samudra Hindia dan sisanya dari Samudra Atlantik. Sekitar 62% produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin, 14% dengan menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan pancing huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.

Salmon
Salmon adalah sejenis ikan laut dari family Salmonidae. Ikan lain yang satu family dengan salmon adalah ikan salmon. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Secara umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Terdapat suatu kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat yang sama dimana ia berkembang biak.

Salmon dikonsumsi karena berbagai manfaat yang dikandungnya tetapi tanpa kita sadari ternyata populasi ikan salmon menurun drastis dekade ini. Dalam perkembangannya, ikan salmon menghadapi banyak ancaman, terutama salmon Atlantik yang berkembang biak di Eropa Barat dan Timur Kanada.
Penurunan jumlah ikan salmon disebabkan oleh parasit yang tersebar dari peternakan salmon dengan jarring terbuka. Faktor lainnya adalah penangkapan ikan salmon secara besar-besaran dan berlebihan untuk memenuhi permintaan pasar dunia.

Proses penghangatan lautan dan sungai juga berkontribusi menghambat perkembangbiakan salmon. Menurut penelitian, ditemukan hanya 27 ekor salmon yang kembali ke sungai dan perairan Maine pada tahun 2000. Hal lain yang menjadi pemicu adalah berkurangnya media untuk berkembang biak, seperti kerikil dan hilangnya habitat yang digunakan untuk berkembang biak karena degradasi arus air. Pembangunan bendungan di sungai juga menghalangi laju salmon menuju tempat berkembang biak. Dan yang paling memperhatikan adalah tercemarnya tempat berkembang biak salmon oleh limbah logam berat.

Freshwater Eel
Belut air tawar (Anguilla japonica) atau yang familiar disebut unagi dalam bahasa Jepang adalah bahan umum yang biasa digunakan dalam masakan Jepang. Unagi kaya akan manfaat seperti protein, vitamin A, dan kalsium.

Namun, dibalik kebaikannya, populasi unagi sedang terancam. Setelah mengetahui sekitar 70-90% tingkat penurunan unagi selama tiga generasi terakhir, pemerintah Jepang secara resmi mengklasifikasikam unagi ke dalam red list hewan yang terancam mengalami kepunahan. Jepang mendominasi  70% dari penangkapan unagi di seluruh dunia dan mengalami kesulitan mengembangbiakannya. Di Amerika Serikat, meskipun 90% dari belut air tawar yang dikonsumsi adalah hasil ternak, mereka tidak dikembangbiakan seperti yang seharusnya. Biasanya, belut muda diperoleh dari alam liar dan barulah diternak di berbagai tempat berbeda tapi hal ini menyebabkan populasi belut muda menurun karena biasanya belut muda diternak dalam net pen terbuka sehingga menyebabkan parasit, limbah produk, dan penyakit masuk ke dalam habitatnya secara mudah.

So, be a good consumer. Jadilah konsumen yang cerdas dengan memilih dan memilah.
(Informasi mengenai ikan-ikan lain yang terancam keberadaannya bisa dilihat di WWF sustainable seafood; consumer guides di www.wwf.or.id/seafoodguide)

sumber : WWF

0 komentar:

Post a Comment